Penembakan Polisi dan Tanggunng Jawab Bersama

oleh: Kristian Ginting

 

Penembakan terhadap polisi di Tangerang Selatan dan Jakarta belum juga terungkap. Pelaku pun belum tertangkap.

Hal itu membuat banyak pihak berspekulasi. Para pengamat pun melontarkan analisis berbeda-beda. Ada yang mengatakan penembakan itu dilakukan kelompok teroris. Ada yang meyakini pelaku adalah murni kriminal.

Saya pun punya pemikiran spekulatif yang berkelindan di kepala. Pemikiran spekulatif itu muncul lantaran polisi seolah-olah tak berdaya mengungkap siapa sesungguhnya pelaku penembakan itu. Padahal, kita tahu, jika pelaku adalah teroris, kepolisian melalui Detasemen Khusus 88 Antiteror biasanya bertindak cepat.

Dalam kasus ini, meski foto tersangka pelaku penembakan polisi di Tangsel sudah disebar, Densus 88 seperti tak berdaya untuk mengungkapnya. Apalagi modus operandi serangan teroris berbeda dari model penembakan terhadap polisi tersebut. Polri pun mengakui hal itu. Maka, wajar pula banyak pendapat spekulatif mencuat ke publik.

Ketika Polisi Tewas
Wakil Kepala Polri Komjen Oegroseno ketika masih menjabat sebagai Kapolda Sumatra Utara pernah menghadapi persoalan serupa. Pada tahun 2010 itu 4 polisi tewas akibat perampokan Bank CIMB Niaga Medan dan penyerangan Markas Polsek Hamparan Perak.

Pasukan gabungan Polda Sumut dan TNI berhasil membekuk kawanan perampok bersenjata di wilayah Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumut. Atas penangkapan itu Oegro mengapresiasi tim gabungan tersebut. Bahkan dia menjamin tak akan ada kejadian serupa, karena ketertiban dan keamanan masyarakat adalah tanggung jawab bersama.

Entah apa maksud Oegro mengatakan “kamtibmas adalah tanggung jawab bersama” itu. Tak ada penjelasan secara detail. Untuk mewujudkan janjinya itu Oegro lantas membuat program “Satu Desa Satu Polisi”.

Dalam berbagai kesempatan, sebelum pelaku ditangkap, Oegro tak pernah mau berspekulasi. Dia menyebut pelaku penyerangan Mapolsek Hamparan Perak dan perampok Bank CIMB Niaga Medan adalah kelompok bersenjata. Ketika pelaku ditangkap, Oegro kembali menegaskan, mereka adalah kelompok bersenjata.

Dengan penegasan seperti itu, Oegro ingin memberi pesan dan kesan, kelompok bersenjata tersebut bisa siapa saja. Tak harus teroris. Bisa aparat kepolisian, TNI, atau intelijen, misalnya. Hingga pelaku tertangkap, Oegro tak pernah menyatakan pelaku adalah bagian dari jaringan teroris.

Pernyataan Oegro itu lantas diralat oleh Kepala Polri saat itu, Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Dalam keterangan pers di Polda Sumut, Bambang memastikan kawanan perampok Bank CIMB Niaga bagian dari jaringan teroris di Aceh.

Pernyataan Bambang itu didukung Densus 88 dengan menangkap 18 orang yang dianggap teroris di sejumlah tempat di Sumut dan Lampung.

Tanggung Jawab Bersama
Kini, sebagai Wakapolri, Oegro seperti kembali menghadapi persoalan yang sama. Seperti di Sumut, Oegro tak ingin cepat-cepat mencap pelaku penembakan polisi di Tangsel dan Jakarta bagian dari aksi terorisme.

Menurut Oegro, saat ini yang terpenting adalah bagaimana menghadapi peristiwa tersebut. Terlebih dulu dilakukan pengembangan kasus. Pengembangan kasus akan berujung pada identifikasi motif dan baru bisa diberikan keterangan.

Ada benarnya apa yang dikatakan Oegroseno. Tak semua kasus penembakan langsung dicap sebagai aksi terorisme. Di Papua, misalnya, mereka yang ditembaki tak hanya polisi, tapi juga personel TNI, bahkan masyarakat sipil. Lantas apakah peristiwa itu dilakukan oleh kelompok teroris?

Saya kira dari semua pendapat tak pernah ada yang menyatakan peristiwa penembakan di Papua dilakukan kelompok teroris. Bila di Jakarta, penembakan selalu identik dengan teroris, di Papua penembakan identik dengan kelompok separatis.

Apa sebetulnya perbedaan kedua kelompok itu? Toh mereka sama-sama menembak dan menewaskan orang dan aparat negara. Karena itu, sebetulnya tak ada perbedaan. Yang ada cuma persamaan: pelaku penembakan baik di Papua maupun di Jakarta tak pernah terungkap.

Mari kita tunggu aksi Oegroseno sebagai orang kedua di Polri dengan slogan “kamtibmas adalah tanggung jawab bersama” itu.

Tinggalkan komentar